tidur siang hari dengan mata terbuka

setiap orang meniupkan harapan

aku ingin jari-jariku menari di tepian rambutmu

 

setiap orang melukiskan kenangan

aku ingin merasakan desir angin

 

setiap orang membisikkan cinta di telinga

aku ingin membiarkanmu tertidur

 

tak ada yang lebih dari segaris senyum di bibir

 

Senayan, 17.48, 23 Juni 2008 

 

11 thoughts on “tidur siang hari dengan mata terbuka”

  1. kata nike:

    …aku ingin jari-jariku menari di tepian rambutmu
    setiap orang membisikkan cinta di telinga
    aku ingin membiarkanmu tertidur
    tak ada yang lebih dari segaris senyum di bibir…

    hmmm….sweet. saya suka bagian ini *senyumsenyumsendiri*
    ^_^

  2. *baca dari awal..*

    *baca lagi..*

    *baca sekali lagi..*

    *Ah.. i give up..!! i feel something.. but i can’t paint it in my brain*

    Kasih clue dong..

  3. meet your new admirer: Andersen Hutapea….

    PORSELEN.

    sunyi terdengar bising malam ini

    aku terbangun mencari kamu

    “kamu dimana?”

    “aku masih di sini sayang, di hatimu, …kamu kan’ tahu aku suka barang pecah belah”

    “baiklah hati-hati ya sayang -pecah berarti membeli”

    “oh, tenang sayang, aku sudah membelinya”

    (Andersen Hutapea)

  4. EULOGI.

    malam ketika cintamu untukku temui ajal,
    tubuhku menjadi peti matinya.

    (Andersen H)

  5. “LEWAT JENDELA”

    …sejak kamu menjadi pagiku, hatiku tidak lagi kenali senja.

    (Andersen Hutapea)

  6. “Istighfar, Tuhan, Istighfar”

    Malam ini seperti malam-malam biasanya,

    manusia melenguhkan derita seperti sapi dalam kandang-kandangnya yang bersahaja…

    Malam ini (tidak)seperti biasanya,

    Tuhan yang sudah semakin tua, memutuskan untuk keluar mencari angin segar,

    Angin segar yang merambatkan lenguhan-lenguhan derita peliharaanNYA di Bumi

    Malam ini, tidak seperti malam-malam biasanya, Tuhan yang sudah semakin tua mendengar…

    Ada sejenak iba dari balik jubahNYA, tanganNYA yang berkeriput diulurkan untuk menjamah tenangkan peliharaanNYA…

    Tangannya mengulur …

    Pelan-pelan…

    mulai menyentuh sampai sebuah hardik menepis mundurkan tanganNYA gesa-gesa…

    Hardik itu datang dari malaikat petugas patroli malam surga…

    “…Istighfar, Tuhan Istighfar!”

    “Tidakkah kau ingat bahwa lenguhan-lenguhan derita itulah yang KAU butuhkan untuk mengantarMU tidur ?”

    “Tidakkah kau ingat bahwa perasaan dicintai dan dibutuhkanlah yang membuatMU damai?”

    “Tidakkah kau ingat bahwa kesunyianMU lah yang membuatmMU berwibawa?”

    “Tegakah kau datangkan hari-hari kesedihan kepada kami malaikatmu, demi melihat DIKAU murung karena uluran tanganmu membuat manusia tidak lagi cacat dan tidak lagi membutuhkanMU?”

    “Sekarang tidurlah Tuhan, biarkan masalah ini kami yang tangani”

    “Kami akan datangkan malam ini hujan yang yang deras untuk menemani tangisan peliharaan-peliharaan kecintaanMU-setidaknya mereka tidak lagi menangis sendirian”

    “Tidurlah Tuhan, tidurlah..Kau sudah senja”

    (Andersen H)

    PS: “Forgive o Lord, my little jokes on Thee, and i’ll forgive Thy great big joke on me : )”
    *Robert Frost

  7. KEMELUT SELIMUT.

    …Begitu dia tahu kalau ternyata aku hangat karena kamu yang selimuti pikiranku malam ini :)

    Selimutku pun menangis.:_(

    (Andersen Hutapea)

    (Andersen Hutapea)

  8. “BELAJAR MENARI”

    Bila ada suatu hari nanti, Tuhan berkenan mengabulkan permohonan cuti salah satu malaikatnya untuk berlibur ke bumi, maka aku tidak akan mendelikkan mata bila aku melihat namamu tertulis di KTPS (kartu Tanda Penduduk Sorga) si malaikat…

    Tapi sayangnya, tak ada satupun bukti yang akan menguatkan kesaksianku tentang kamu atau tentang sepasang mata yang menari dan membuat waktu terdiam mati dalam hitungan detik.

    Tidak juga satu helai bulu sayap kan kau tinggalkan untuk aku telusuri dan kenali. Mungkin karena kamu sebagai salah satu intel sorgawi sangat terlatih untuk “bermain bersih” sebersih hati penciptamu- atau mungkin karena dunia sudah cukup terbakar sehingga sayapmu pun tidak akan sempat bernafas untuk sekedar terbaring di aspal kota mati ini.

    Tidak sehelai sayap pun-Tidak ada satupun bukti yang akan membuat manusia lain percaya dan mengaminkan apa yang baru saja kulihat dan membuatku resah.

    Mungkin kau pun tidak akan mengaminkan apa yang kulihat.

    Kau hanya akan tersenyum dan memaklumkan tingkahku sebagai tingkah yang sangat manusiawi sejak mesin YAHOOdan GOOGLE merampas misteri dunia dan membunuh peri-peri hutan yang masih bersembunyi di balik pohon-pohon yang sekarang sudah digagahi oleh gedung-gedung yang dingin lagi angkuh.

    Tapi tolong jangan maklumi aku-jangan juga maklumi hatimu yang mungkin sudah terlihat serasi dengan jalan-jalan retak tiap hari yang selalu setia dan pasrah untuk dipijak oleh manusia dengan kiloan beban ego di pundaknya.

    Jangan maklumi aku-karena aku tidak pernah memaklumi misteri yang mengintai di balik senyummu-dari situlah kata-kata ini belajar menari :)

    (Andersen Hutapea)

Leave a reply to andersen hutapea Cancel reply